Kisah Sex ini adalah kisah cerita sex yang terjadi ketika aku masih SMU, ketika umurku masih 18 tahun, waktu itu rambutku masih sepanjang sedada dan hitam (sekarang sebahu lebih dan sedikit merah). Di SMU aku termasuk sebagai anak yang menjadi incaran para cowok. Tubuhku cukup proporsional untuk seusiaku dengan buah dada yang sedang tapi kencang serta pinggul yang membentuk, pinggang dan perutku pun ukurannya pas karena rajin olahraga, ditambah lagi kulitku yang putih mulus ini.
Aku pertama mengenal seks dari pacarku yang tak lama kemudian putus, pengalaman pertama itu membuatku haus seks dan selalu ingin mencoba pengalaman yang lebih heboh. Beberapa kali aku berpacaran singkat yang selalu berujung di ranjang. Aku sangat jenuh dengan kehidupan seksku, aku menginginkan seseorang yang bisa membuatku menjerit-jerit dan tak berkutik kehabisan tenaga.
Ketika itu aku belum diijinkan untuk membawa mobil sendiri, jadi untuk keperluan itu orang tuaku mempekerjakaan Bang Tohir sebagai sopir pribadi keluarga kami merangkap pembantu. Dia berusia sekitar 30-an dan mempunyai badan yang tinggi besar serta berisi, kulitnya kehitam-hitaman karena sering bekerja di bawah terik matahari (dia dulu bekerja sebagai sopir truk di pelabuhan). Aku sering memergokinya sedang mengamati bentuk tubuhku, memang sih aku sering memakai baju yang minim di rumah karena panasnya iklim di kotaku. Waktu mengantar jemputku juga dia sering mencuri-curi pandang melihat ke pahaku dengan rok seragam abu-abu yang mini. Begitu juga aku, aku sering membayangkan bagaimana bila aku disenggamai olehnya, seperti apa rasanya bila batangnya yang pasti kekar seperti tubuhnya itu mengaduk-aduk kewanitaanku. Tapi waktu itu aku belum seberani sekarang, aku masih ragu-ragu memikirkan perbedaan status diantara kami.
Cerita Dewasa ~ Obsesiku yang menggebu-gebu untuk merasakan ML dengannya akhirnya benar-benar terwujud dengan rencana yang kusiapkan dengan matang. Hari itu aku baru bubaran pukul 3 karena ada ekstra kurikuler, aku menuju ke tempat parkir dimana Bang Tohir sudah menunggu. Aku berpura-pura tidak enak badan dan menyuruhnya cepat-cepat pulang. Di mobil, sandaran kursi kuturunkan agar bisa berbaring, tubuhku kubaringkan sambil memejamkan mata. Begitu juga kusuruh dia agar tidak menyalakan AC dengan alasan badanku tambah tidak enak, sebagai gantinya aku membuka dua kancing atasku sehingga bra kuningku sedikit tersembul dan itu cukup menarik perhatiannya.
"Non gak apa-apa kan? Sabar ya, bentar lagi sampai kok" hiburnya
Cerita Dewasa ~ Waktu itu dirumah sedang tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku seperti biasa pulang malam, jadi hanya ada kami berdua. Setelah memasukkan mobil dan mengunci pagar aku memintanya untuk memapahku ke kamarku di lantai dua. Di kamar, dibaringkannya tubuhku di ranjang. Waktu dia mau keluar aku mencegahnya dan menyuruhnya memijat kepalaku. Dia tampak tegang dan berkali-kali menelan ludah melihat posisi tidurku itu dan dadaku yang putih agak menyembul karena kancing atasnya sudah terbuka, apalagi waktu kutekuk kaki kananku sehingga kontan paha mulus dan CD-ku tersingkap. Walaupun memijat kepalaku, namun matanya terus terarah pada pahaku yang tersingkap. Karena terus-terusan disuguhi pemandangan seperti itu ditambah lagi dengan geliat tubuhku, akhirnya dia tidak tahan lagi memegang pahaku. Tangannya yang kasar itu mengelusi pahaku dan merayap makin dalam hingga menggosok kemaluanku dari luar celana dalamku.
"Sshh.. Bang" desahku dengan agak gemetar ketika jarinya menekan bagian tengah kemaluanku yang masih terbungkus celana dalam.
"Tenang Non.. saya sudah dari dulu kesengsem sama Non, apalagi kalau ngeliat Non pake baju olahraga, duh tambah gak kuat Abang ngeliatnya juga" katanya merayu sambil terus mengelusi bagian pangkal pahaku dengan jarinya.
Cerita Dewasa ~ Tohir mulai menjilati pahaku yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rok abu-abuku, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei dan kepala Tohir yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak seperti mau pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya libidoku, apalagi sejak sejak beberapa hari terakhir ini aku belum melakukannya lagi.
Sesaat kemudian, Tohir menarik kepalanya keluar dari rokku, bersamaan dengan itu pula celana dalamku ikut ditarik lepas olehnya. Matanya seperti mau copot melihat kewanitaanku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi dari balik rokku yang tersingkap. Dia dekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang kasar itu menyusup ke balik bra-ku kemudian meremas daging kenyal di baliknya.
"Non, teteknya bagus amat.. sama bagusnya kaya memeknya, Non marah ga saya giniin?" tanyanya dekat telingaku sehingga deru nafasnya serasa menggelitik.
Cerita Dewasa ~ Aku hanya menggelengkan kepalaku dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku. Tohir yang merasa mendapat restu dariku menjadi semakin buas, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus kemaluanku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat jelas payudaraku dengan putingnya yang mungil.
Aku merasakan benda keras di balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku. Tohir kelihatan sangat bernafsu melihat payudaraku yang montok itu, tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-milin putingnya. Remasannya semakin kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya. Ketika dia menciumi leher jenjangku terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai cupangan. Aku hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasannya pada dadaku mengencang atau jarinya mengebor kemaluanku lebih dalam. Cupanganya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas.
Cerita Dewasa ~ Pada awalnya aku menghindari dicium olehnya karena Tohir perokok jadi bau nafasnya tidak sedap, namun dia bergerak lebih cepat dan berhasil melumat bibirku. Lama-lama mulutku mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya. Kami larut dalam birahi sehingga bau mulutnya itu seolah-olah hilang, malahan kini aku lebih berani memainkan lidahku di dalam mulutnya. Setelah puas berrciuman, Tohir melepaskan dekapannya dan melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya. Maka menyembullah kemaluannya yang sudah menegang daritadi. Aku melihat takjub pada benda itu yang begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula. Jauh lebih menggairahkan dibanding milik teman-teman SMU-ku yang pernah ML denganku. Dengan tetap memakai kaos berkerahnya, dia berlutut di samping kepalaku dan memintaku mengelusi senjatanya itu. Akupun pelan-pelan meraih benda itu, ya ampun tanganku yang mungil tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.
"Ayo Non, emutin kontol saya ini dong, pasti yahud rasanya kalo diemut sama Non" katanya.
Cerita Dewasa ~ Kubimbing penis dalam genggamanku ke mulutku yang mungil dan merah, uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya. Sekilas tercium bau keringat dari penisnya sehingga aku harus menahan nafas juga terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku. Selain menyepong tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.
"Uaahh.. uueennakk banget, Non udah pengalaman yah" ceracaunya menikmati seponganku, sementara tangannya yang bercokol di payudaraku sedang asyik memelintir dan memencet putingku.
Cerita Dewasa ~ Setelah lewat 15 menitan dia melepas penisnya dari mulutku, sepertinya dia tidak mau cepat-cepat orgasme sebelum permainan yang lebih dalam. Akupun merasa lebih lega karena mulutku sudah pegal dan dapat kembali menghirup udara segar. Dia berpindah posisi di antara kedua belah pahaku dengan penis terarah ke vaginaku. Bibir vaginaku disibakkannya sehingga mengganga lebar siap dimasuki dan tangan yang satunya membimbing penisnya menuju sasaran.
"Tahan yah Non, mungkin bakal sakit sedikit, tapi kesananya pasti ueenak tenan" katanya.
Cerita Dewasa ~ Penisnya yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam vaginaku. Aku memejamkan mata, meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada milikku yang masih sempit, sampai mataku berair. Penisnya susah sekali menerobos vaginaku yang baru pertama kalinya dimasuki yang sebesar itu (milik teman-temanku tidak seperkasa yang satu ini) walaupun sudah dilumasi oleh lendirku.
Tohir memaksanya perlahan-lahan untuk memasukinya. Baru kepalanya saja yang masuk aku sudah kesakitan setengah mati dan merintih seperti mau disembelih. Ternyata si Tohir lihai juga, dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit kalau terhambat ditariknya lalu dimasukkan lagi. Kini dia sudah berhasil memasukkan setengah bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihanku mulai berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek dinding-dinding vaginaku, semakin cepat dan semakin dalam, saking keenakannya dia tak sadar penisnya ditekan hingga masuk semua. Ini membuatku merasa sakit bukan main dan aku menyuruhnya berhenti sebentar, namun Tohir yang sudah kalap ini tidak mendengarkanku, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Aku dibuatnya serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh kami.
"Oohh.. Non Citra, sayang.. sempit banget.. memekmu.. enaknya!" ceracaunya di tengah aktivitasnya.
Cerita Dewasa ~ Dengan tetap menggenjot, dia melepaskan kaosnya dan melemparnya. Sungguh tubuhnya seperti yang kubayangkan, begitu berisi dan jantan, otot-ototnya membentuk dengan indah, juga otot perutnya yang seperti kotak-kotak. Dari posisi berlutut, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menindihku, aku merasa hangat dan nyaman di pelukannya, bau badannya yang khas laki-laki meningkatkan birahiku. Kembali dia melancarkan pompaannya terhadapku, kali ini ditambah lagi dengan cupangan pada leher dan pundakku sambil meremas payudaraku. Genjotannya semakin kuat dan bertenaga, terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat vaginaku terasa diobok-obok.
"Ahh.. aahh.. yeahh, terus entot gua Bang" desahku dengan mempererat pelukanku.
Cerita Dewasa ~ Aku mencapai orgasme dalam 20 menit dengan posisi seperti ini, aku melepaskan perasaan itu dengan melolong panjang, tubuhku mengejang dengan dahsyat, kukuku sampai menggores punggungnya, cairan kenikmatanku mengalir deras seperti mata air. Setelah gelombang birahi mulai mereda dia mengelus rambut panjangku seraya berkata, "Non cantik banget waktu keluar tadi, tapi Non pasti lebih cantik lagi kalau telanjang, saya bukain bajunya yah Non, udah basah gini".
Aku cuma bisa mengangguk dengan nafas tersenggal-senggal tanda setuju. Memang badanku sudah basah berkeringat sampai baju seragamku seperti kehujanan, apalagi AC-nya tidak kunyalakan. Tohir meloloskan pakaianku satu persatu, yang terakhir adalah rok abu-abuku yang dia turunkan lewat kakiku, hingga kini yang tersisa hanya sepasang anting di telingaku dan sebuah cincin yang melingkar di jariku.
Cerita Dewasa ~ Dia menelan ludah menatapi tubuhku yang sudah polos, butir-butir keringat nampak di tubuhku, rambutku yang terurai sudah kusut. Tak henti-hentinya di memuji keindahan tubuhku yang bersih terawat ini sambil menggerayanginya. Kemudian dia balikkan tubuhku dan menyuruhku menunggingkan pantat. Akupun mengangkat pantatku memamerkan vaginaku yang merah merekah di hadapan wajahnya. Tohir mendekatkan wajahnya ke sana dan menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilat dan mengisap kulit pantatku, sementara tangannya membelai-belai punggung dan pahaku. Mulutnya terus merambat ke arah selangkangan. Aku mendesis merasakan sensasi seperti kesetrum waktu lidahnya menyapu naik dari vagina sampai anusku. Kedua jarinya kurasakan membuka kedua bibir vaginaku, dengusan nafasnya mulai terasa di sana lantas dia julurkan lidahnya dan memasukkannya disana. Aku mendesah makin tak karuan, tubuhku menggelinjang, wajahku kubenamkan ke bantal dan menggigitnya, pinggulku kugerak-gerakkan sebagai ekspresi rasa nikmat.
Di tengah-tengah desahan nikmat mendadak kurasakan kok lidahnya berubah jadi keras dan besar pula. Aku menoleh ke belakang, ternyata yang tergesek-gesek di sana bukan lidahnya lagi tapi kepala penisnya. Aku menahan nafas sambil menggigit bibir merasakan kejantanannya menyeruak masuk. Aku merasakan rongga kemaluanku hangat dan penuh oleh penisnya. Urat-urat batangnya sangat terasa pada dinding kemaluanku.
"Oouuhh.. Bang!" itulah yang keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar saat penisnya amblas ke dalamku.
Cerita Dewasa ~ Dia mulai mengayunkan pinggulnya mula-mula lembut dan berirama, namun semakin lama frekuensinya semakin cepat dan keras. Aku mulai menggila, suaraku terdengar keras sekali beradu dengan erangannya dan deritan ranjang yang bergoyang. Dia mencengkramkan kedua tangannya pada payudaraku, terasa sedikit kukunya di sana, tapi itu hanya perasaan kecil saja dibanding sensasi yang sedang melandaku. Hujaman-hujaman yang diberikannya menimbulkan perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.
Aku menjerit kecil ketika tiba-tiba dia tarik rambutku dan tangan kanannya yang bercokol di payudaraku juga ikut menarikku ke belakang. Rupanya dia ingin menaikkanku ke pangkuannya. Sesudah mencari posisi yang enak, kamipun meneruskan permainan dengan posisi berpangkuan membelakanginya. Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu dia menolehkan kepalaku agar bisa melumat bibirku. Aku semakin intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus berciuman dengan liar. Tangannya dari belakang tak henti-hentinya meremasi dadaku, putingku yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan. Gelinjang tubuhku makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga penis itu menusuk semakin dalam.
Cerita Dewasa ~ Mengetahui aku sudah diambang klimaks, tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan berbaring telentang. Disuruhnya aku membalikan badanku berhadapan dengannya. Harus kuakui dia sungguh hebat dan pandai mempermainkan nafsuku, aku sudah dibuatnya beberapa kali orgasme, tapi dia sendiri masih perkasa. Dia biarkan aku mencari kepuasanku sendiri dalam gaya woman on top. Kelihatannya dia sangat senang menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik turun. Beberapa menit dalam posisi demikian dia menggulingkan tubuhnya ke samping sehingga aku kembali berada di bawah. Genjotan dan dengusannya semakin keras, menandakan dia akan segera mencapai klimaks, hal yang sama juga kurasakan pada diriku. Otot-otot kemaluanku berkontraksi semakin cepat meremas-remas penisnya. Pada detik-detik mencapai puncak tubuhku mengejang hebat diiringi teriakan panjang. Cairan cintaku seperti juga keringatku mengalir dengan derasnya menimbulkan suara kecipak.
Tohir sendiri sudah mulai orgasme, dia mendesah-desah menyebut namaku, penisnya terasa semakun berdenyut dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan geraman panjang dia cabut penisnya dari vaginaku. Isi penisnya yang seperti susu kental manis itu dia tumpahkan di atas dada dan perutku. Setelah menyelesaikan hajatnya dia langsung terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran sperma dan keringat. Aku yang juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang seprei nya sudah berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik turun seiring nafasku yang ngos-ngosan, pahaku masih mekangkang, celah vaginaku serasa terbuka lebih lebar dari biasanya. Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di dadaku, lalu kujilati maninya dijari-jariku.
Cerita Dewasa ~ Sejak saat itu, Tohir sering memintaku melayaninya kapanpun dan dimanapun ada kesempatan. Waktu mengantar-jemputku tidak jarang dia menyuruhku mengoralnya. Tampaknya dia sudah ketagihan dan lupa bahwa aku ini nona majikannya, bayangkan saja terkadang saat aku sedang tidak ‘mood’ pun dia memaksaku. Bahkan pernah suatu ketika aku sedang mencicil belajar menjelang Ebtanas yang sudah 2 minggu lagi, tiba-tiba dia mendatangiku di kamarku (saat itu sudah hampir jam 12 malam dan ortuku sudah tidur), karena lagi belajar aku menolaknya, tapi saking nafsunya dia nekad memperkosaku sampai dasterku sedikit robek, untung kamar ortuku letaknya agak berjauhan dariku.
Meskipun begitu aku selalu mengingatkannya agar menjaga sikap di depan orang lain, terutama ortuku dan lebih berhati-hati kalau aku sedang subur dengan memakai kondom atau membuang di luar. Tiga bulan kemudian Tohir berhenti kerja karena ingin mendampingi istrinya yang TKW di Timur Tengah, lagipula waktu itu aku sudah lulus SMU dan sudah diijinkan untuk membawa mobil sendiri.
Selasa, 03 Mei 2016
Cerita Seks Ketahuan ML Malah Ikutan
Perkenalkan namaku Hendra, aku terkenal playboy dikalangan teman2ku maklumlah selain ganteng aku juga anak orang terkemuka karen ayahku merupakan pengusaa sukses di kota tempat tinggalku jadi untuk urusan cewek aku adalah jagonya.
aku punya banyak cewek. Diantaranya banyak cewek itu yang paling aku sukai adalah Rara. Tapi dalam kisah ini bukan Rara tokoh utamanya. sebab hilangnya perjakaku nggak ada sangkut pautnya sama Rara. Malah waktu itu aku aku lagi marahan sama doski. Waktu itu aku nganggap Rara nggak bener-bener sayang sama aku. aku lagi jutek banget sama dia. Habisnya udah lima bulan pacaran, masak Rara hanya ngasih sun pipi doang. Ceritanya pas aku ngapel ke tempat kostnya, aku ngajakin dia ML. Habis aku pengin banget sih. (keseringan mantengin VCD parto kali yee...). Tapi si Rara menolak mentah-mentah. Malahan aku diceramahin, busyet dah!
Makanya malam minggu itu aku nggak ngapel (ceritanya ngambek). aku cuman duduk-duduk sambil gitaran di teras kamar kostku. Semua teman kostku pada ngapel atau entah nglayap kemana. Rumah induk yang kebetulan bersebelahan dengan rumah kost agak sepi. Sebab sejak tadi sore ibu kost dan bapak pergi ke kondangan. Putri tertua mereka, Murni sudah dijemput pacarnya sejam yang lalu. Sedang Maidy, adiknya Murni entah nglayap kemana. Yang ada tinggal Yeni, si bungsu dan Ersa, sepupunya yang kebetulan lagi berkunjung ke rumah oomnya. Terdengar irama lagu India dari dalam rumah induk, pasti mereka lagi asyik menonton Gala Bollywood.
Nggak tahu, entah karena suaraku merdu atau mungkin karena suaraku fals plus berisik, Yeni datang menghampiriku.
"Lagi nggak ngapel nih, Mas Hendra?" sapanya ramah (perlu diketahui kalau Yeni memang orangnya ramah banget)
"Ngapel sama siapa, May?" jawabku sambil terus memainkan Sialannya Cokelat.
"Ah... Mas Hendra ini pura-pura lupa sama pacarnya."
Gadis itu duduk di sampingku (ketika dia duduk sebagian paha mulusnya terlihat sebab Yeni cuman pakai kulot sebatas lutut). aku cuman tersenyum kecut.
"Udah putus aku sama dia." jawabku kemudian.
Nggak tahu deh, tapi aku menangkap ada yang aneh dari gelagat Yeni. Gadis 14 tahun itu nampaknya senang mendengar aku putus. Tapi dia berusaha menutup-nutupinya.
"Yah, kacian deh... habis putus sama pacar ya?" godanya. "Kayaknya bete banget lagunya."
aku menghentikan petikan gitarku.
"Yah, gimana ya... kayaknya aku lebih suka sama Yeni deh ketimbang sama dia."
Nah lo! Kentara benar perubahan wajahnya. Gadis berkulit langsep agak gelap itu merah mukanya. aku segera berpikir, apa bener ya gosip yang beredar di tempat kost ini kalo si Yeni ada mau sama aku.
"May, kok diam aja? Malu yah..."
Yeni melirik ke arahku dengan manja. Tiba-tiba saja batinku ngrasani, gadis yang duduk di sampingku ini manis juga yah. Masih duduk di kelas dua smp tapi kok perawakannya udah kayak anak sma aja. Tinggi langsing semampai, bodinya bibit-bibit peragawati, payudaranya... waduh kok besar juga ya. Tiba-tiba saja jantungku berdebar memandangi tubuh Yeni yang cuman pakai kaos ketat tanpa lengan itu. Belahan dadanya sedikit tampak diantara kancing-kancing manisnya. Ih, ereksiku naik waktu melirik pahanya yang makin kelihatan. Kulit paha itu ditumbuhi bulu-bulu halus tapi cukup lebat seukuran cewek.
"Mas, daripada nganggur gimana kalo Mas Hendra bantu aku ngerjain peer bahasa inggris?"
"Yah Yeni, malam minggu kok ngerjain peer? Mendingan pacaran sama Mas Hendra, iya nggak?" pancingku.
"Ah, Mas Hendra ini bisa aja godain Yeni.."
Yeni mencubit pahaku sekilas. Siir.. Wuih, kok rasanya begini. Gimana nih, aku kok kayak-kayak nafsu sama ini bocah. Waduh, penisku kok bangun yah?
"Mau nggak Mas, tolongin Yeni?"
"Ada upahnya nggak?"
"Iiih, dimintai tolong kok minta upah sih..."
Cubitan kecil Yeni kembali memburu di pahaku. Siiiir... kok malah tambah merinding begini ya?
"Kalau diupah sun sih Mas Hendra mau loh." pancingku sekali lagi.
"Aah... Mas Hendra nakal deh..."
Sekali lagi Yeni mencubit pahaku. Kali ini aku menahan tangan Yeni biar tetap di pahaku. Busyet, gadis itu nggak nolak loh. Dia cuman diam sambil menahan malu.
"Ya udah, Yeni ambil bukunya trus ngerjain peernya di kamar Mas Hendra aja. Nanti tak bantu ngerjain peer, tak kasih bonus pelajaran pacaran mau?"
Cerita Ngentot ~ Gadis itu cuman senyum saja kemudian masuk rumah induk. Asyik... pasti deh dia mau. Benar saja, nggak sampai dua menit aku sudah bisa menggiringnya ke kamar kostku.
Kami terpaksa duduk di ranjang yang cuman satu-satunya di kamar itu. Pintu sudah akututup, tapi nggak aku kunci. aku sengaja nggak segera membantunya ngerjain peer, akuajak aja dia ngobrol.
"Sudah bilang sama Ersa kalo kamu kemari?"
"Iya sudah, aku bilang ke tempat Mas Hendra."
"Trus si Ersa gimana? Nggak marah?"
"Ya enggak, ngapain marah."
"Sendirian dong dia?"
"Mas Hendra kok nanyain Ersa mulu sih? Sukanya sama Ersa ya?" ujar Yeni merajuk.
"Yee... Yeni marah. Cemburu ya?"
Yeni merengut, tapi sebentar sudah tidak lagi. Dibuka-bukanya buku yang dia bawa dari rumah induk.
"Yeni udah punya pacar belum?"tanyaku memancing.
"Belum tuh."
"Pacaran juga belum pernah?"
"Katanya Mas Hendra mau ngajarin Yeni pacaran." balas Yeni.
"Yeni bener mau?" Gayung bersambut nih, pikirku.
"Pacaran itu dasarnya harus ada suka." lanjutku ketika kulihar Yeni tertunduk malu. "Yeni suka sama mas Hendra?"
Yeni memandangku penuh arti. Matanya seakan ingin bersorak mengiyakan pertanyaanku. tapi aku butuh jawaban yang bisa didengar. aku duduk merapat pada Yeni.
"Yeni suka sama Mas Hendra?" ulangku.
"Iya." gumamnya lirih.
Bener!! Dia suka sama aku. Kalau gitu aku boleh...
"Mas Hendra mau ngesun Yeni, Yeni nurut aja yah..." bisikku ke telinga Yeni
Tanganku mengusap rambutnya dan wajah kami makin dekat. Yeni menutup matanya lalu membasahi bibirnya (aku bener-bener bersorak sorai). Kemudian bibirku menyentuh bibirnya yang seksi itu, lembut banget. Kulumat bibir bawahnya perlahan tapi penuh dengan hasrat, nafasnya mulai berat. Lumatanku semakin cepat sambil sekali-sekali kugigit bibirnya.
Mmm..muah... kuhisap bibir ranum itu.
"Engh.. emmh.." Yeni mulai melenguh.
Nafasnya mulai tak beraturan. Matanya terpejam rapat seakan diantara hitam terbayang lidah-lidah kami yang saling bertarung, dan saling menggigit. Tanganku tanpa harus diperintah sudah menyusup masuk ke balik kaos ketatnya. Kuperas-peras payudara Yeni penuh perasaan. ereksiku semakin menyala ketika gundukan hangat itu terasa kenyal di ujung jari-jariku.
Bibirku merayap menyapu leher jenjang Yeni. aku cumbui leher wangi itu. Kupagut sambil kusedot perlahan sambil kutahan beberapa saat. Gigitan kecilku merajang-rajang birahi Yeni.
"Engh.. Masss... jangan... aku uuuh..."
Ketika kulepaskan maka nampaklah bekasnya memerah menghias di leher Yeni.
"May... kaosnya dilepas ya sayang..."
Gadis itu hanya menggangguk. Matanya masih terpejam rapat tapi bibirnya menyunggingkan senyum. Nafasnya memburu. Sambil menahan birahi, kubuka keempat kancing kaos Yeni satu persatu dengan tangan kananku. Sedang tangan kiriku masih terus meremas payudara Yeni bergantian dari balik kaos. Tak tega rasanya membiarkan Yeni kehilangan kenikmatannya. Jemari Yeni menggelitik di dada dan perutku, membuka paksa hem lusuh yang aku kenakan. aku menggeliat-geliat menahan amukan asmara yang Yeni ciptakan.
Kaos pink Yeni terjatuh di ranjang. Mataku melebar memandangi dua gundukan manis tertutup kain pink tipis. Kupeluk tubuh Yeni dan kembali kuciumi leher jenjang gadis manis itu, aroma wangi dan keringatnya berbaur membuatku semakin bergairah untuk membuat hiasan-hiasan merah di lehernya.Perlahan-lahan kutarik pengait BH-nya, hingga sekali tarik saja BH itupun telah gugur ke ranjang. Dua gundukan daging itupun menghangat di ulu hatiku.
Kubaringkan perlahan-lahan tubuh semampai itu di ranjang. Wow... payudara Yeni (yang kira-kira ukuran 34) membengkak. Ujungnya yang merah kecoklatan menggairahkan banget. Beberapa kali aku menelan ludah memandangi payudara Yeni. Ketika merasakan tak ada yang kuperbuat, Yeni memicingkan mata.
"May... adekmu udah gede banget May..."
"Udah waktunya dipetik ya mass..."
"Ehem, biar aku yang metik ya May..."
aku berada di atas Yeni. Tanganku segera bekerja menciptakan kenikmatan demi kenikmatan di dada Yeni.
Putar... putar.. kuusap memutar pentel bengkak itu.
"Auh...Mass.. aku nggak tahan Mass... kayak kebelet pipis mas.." rintih Yeni.
Tak aku hiraukan rintihan itu. aku segera menyomot payudara Yeni dengan mulutku.
"Mmmm... suuup... mmm..." kukenyot-kenyot lalu aku sedot putingnya.
"Mass... sakiit..." rintih Yeni sambil memegangi vaginanya.
Sekali lagi tak aku hiraukan rintihan itu. Bagiku menggilir payudara Yeni sangat menyenangkan. Justru rintihan-rintihan itu menambah rasa nikmat yang tercipta.
Tapi lama kelamaan aku tak tega juga membuat Yeni menahan kencing. Jadi aku lorot saja celananya. Dan ternyata CD pink yang dikenakan Yeni telah basah.
"Yeni kencing di celana ya Mass?"
"Bukan sayang, ini bukan kencing. Cuman lendir vaginamu yang cantik ini."
Yeni tertawa mengikik ketika telapak tanganku kugosok-gogokkan di permukaan vaginanya yang telah basah. Karena geli selakangnya membuka lebar. Vaginanya ditumbuhi bulu lebat yang terawat. Lubang kawin itu mengkilap oleh lendir-lendir kenikmatan Yeni. Merah merona, vagina yang masih perawan.
Tak tahan aku melihat ayunya lubang kawin itu. Segera aku keluarkan penisku dari sangkarnya. Kemudian aku jejalkan ke pangkal selakangan yang membuka itu.
"Tahan ya sayang...engh.."
"Aduh... sakiiit mass..."
"Egh... rileks aja...."
"Mas... aah!!!" Yeni menjambak rambutku dengan liar.
Slup... batang penisku yang perkasa menembus goa perawan Yeni yang masih sempit. Untung saja vagina itu berair jadi nggak terlalu sulit memasukkannya. Perlahan-lahan, dua centi lima centi masih sempit sekali.
"Aduuuh Masss... sakiiit..." rintih Yeni.
aku hentakkan batang penisku sekuat tenaga.
"Jruub..."
Langsung amblas seketika sampai ujungnya menyentuh dinding rahim Yeni. Batang penisku berdenyut-denyut sedikit sakit bagai digencet dua tembok tebal. Ujungnya tersentuh sesuatu cairan yang hangat. aku tarik kembali penisku. Lalu masukkan lagi, keluar lagi begitu berkali-kali. Rasa sakitnya berangsur-angsur hilang.
aku tuntun penisku bergoyang-goyang.
"Sakit sayang..." kataku.
"Enakkk...eungh..." Yeni menyukainya.
Ia pun ikut mengggoyang-goyangkan pantatnya. Makin lama makin keras sampai-sampai ranjang itu berdecit-decit. Sampai-sampai tubuh Yeni berayun-ayun. Sampai-sampai kedua gunung kembar Yeni melonjak-lonjak. Segera aku tangkap kedua gunung itu dengan tanganku.
"Enggh.. ahhh.." desis Yeni ketika tanganku mulai meremas-remasnya.
"Mass aku mau pipis..."
"Pipis aja May... nggak papa kok."
"Aaach...!!!"
"Hegh...engh..."
"Suuur... crot.. crot.. "
Lendir kawin Yeni keluar, spermaku juga ikut-ikutan muncrat. Kami telah sama-sama mencapai orgasme.
"Ah..." lega. Kutarik kembali penisku nan perkasa. Darah perawan Yeni menempel di ujungnya berbaur dengan maniku dan cairan kawinnya. Kupeluk dan kuciumi gadis yang baru memberiku kepuasan itu. Yenipun terlelap kecapaian.
Kreek... Pintu kamarku dibuka. aku segera menengok ke arah pintu dengan blingsatan. Ersa terpaku di depan pintu memandangi tubuh Yeni yang tergeletak bugil di ranjang kemudian ganti memandangi penisku yang sudah mulai melemas. Tapi aku juga ikut terpaku kala melihat Ersa yang sudah bugil abis. aku tidak tahu tahu kalau sejak Yeni masuk tadi Ersa mengintip di depan kamar.
"Ersa? Ng... anu.." antara takut dan nafsu aku pandangi Ersa.
Gadis ini lebih tua dua tahun diatas Yeni. Pantas saja kalau dia lebih matang dari Yeni. Walau wajahnya tak bisa menandingi keayuan Yeni, tapi tubuhnya tak kalah menarik dibanding Yeni, apalagi dalam keadaan full naked kayak gitu.
"aku nggak akan bilang ke oom dan tante asal..."
"Asal apaan?"
Mata Ersa sayu memandang ke arah Yeni dan penisku bergantian. Lalu dia membelai-belai payudara dan vaginanya sendiri. Tangan kirinya bermain-main di belahan vaginanya yang telah basah. Ersa sengaja memancing birahiku. Melihat adegan itu, gairahku bangkit kembali, penisku ereksi lagi. Tapi aku masih ingin Ersa membarakan gairahku lebih jauh.
Ersa duduk di atas meja belajarku. Posisi kakinya mekangkang sehingga vaginanya membuka merekah merah. Tangannya masih terus meremas-remas susunya sendiri. Mengangkatnya tinggi seakan menawarkan segumpal daging itu kepadaku.
"Mas Hendra.. sini.. ay..."
aku tak peduli dia mengikik bagai perek. aku berdiri di depan gadis itu.
"Ayo.. mas mainin aku lebih hot lagi.." pintanya penuh hasrat.
aku gantiin Ersa meremas-remas payudaranya yang ukuran 36 itu. Puting diujungnya sudah bengkak dan keras, tanda Ersa sudah nafsu banget.
"Eahh.. mmhh..." rintihannya sexy sekali membuatku semakin memperkencang remasanku.
"Eahhh.. mas.. sakit.. enak...."
Ersa memainkan jarinya di penisku. Mempermainkan buah jakarku membuatku melenguh keasyikan. "Ers... tanganmu nakal banget..."
Gadis itu cuman tertawa mengikik tapi terus mempermainkan senjataku itu. Karena gemas aku caplok susu-susu Ersa bergantian. Kukenyot sambil aku tiup-tiup.
"Auh..."
Ersa menekan batang penisku.
"Ers... sakit sayang" keluhku diantara payudara Ersa.
"Habis dingin kan mas..." balasnya.
Setelah puas aku pandangi wajah Ersa.
"Ersa, mau jurus baru Mas Hendra?"
Gadis itu mengangguk penuh semangat.
"Kalau gitu Ersa tiduran di lantai gih!"
Ersa menurut saja ketika aku baringkan di lantai. Ketika aku hendak berbalik, Ersa mencekal lenganku. Gadis yang sudah gugur rasa malunya itu segera merengkuhku untuk melumat bibirnya. Serangan lidahnya menggila di ronga mulutku sehingga aku harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengimbanginya. Tanganku dituntunnya mengusap-usap lubang kelaminnya. Tentu saja aku langsung tanggap. Jari-jariku bermain diantara belantara hitam nan lebat diatas bukit berkawah itu. "Mmmm... enghh..."
Kami saling melenguh merasakan sejuta nikmat yang tercipta.
aku ikut-ikutan merebah di lantai. aku arahkan Ersa untuk mengambil posisi 69, tapi kali ini aku yang berada di bawah. Setelah siap, tanpa harus diperintah Ersa segera membenamkan penisku ke dalam mulutnya (aku jadi berpikiran kalau bocah ini sudah berpengalaman).
Ersa bersemangat sekali melumat penisku yang sejak tadi berdenyut-denyut nikmat. Demikian juga aku, begitu nikmatnya menjilati lendir-lendir di setiap jengkal vagina Ersa, sedang jariku bermain-main di kedua payudaranya. Srup srup, demikian bunyinya ketika kusedot lendir itu dari lubang vagina Ersa. Ukuran vagina Ersa sedikit lebih besar dibanding milik Yeni, bulu-bulunya juga lebih lebat milik Ersa. Dan klitorisnya... mmm... mungil merah kenyal dan mengasyikkan. Jadi jangan ngiri kalo aku bener-bener melumatnya dengan lahap.
"Ngngehhh...uuuhh.." lenguh Ersa sambil terus melumat senjataku.
Sedang lendir kawinnya keluar terus.
"Erss... isep sayang, iseppp..." kataku ketika aku merasa mau keluar.
Ersa menghisap kuat-kuat penisku dan crooott... cairan putih kental sudah penuh di lubang mulut Ersa. Ersa berhenti melumat penisku, kemudian dia terlentang dilantai (tidak lagi menunggangiku). aku heran dan memandangnya.
"Aha..." ternyata dia menikmati rasa spermaku yang juga belepotan di wajahnya, dasar bocah gemblung.
Beberapa saat kemudian dia kembali menyerang penisku. Mendapat serangan seperti itu,aku malah ganti menyerangnya. aku tumbruk dia, kulumat bibirnya dengan buas. Tapi tak lama Ersa berbisik, "Mas.. aku udah nggak tahan..."
Sambil berbisik Ersa memegangi penisku dengan maksud menusukannya ke dalam vaginanya.
aku minta Ersa menungging, dan aku siap menusukkan penisku yang perkasa. penisku itu makin tegang ketika menyentuh bibir vagina. Kutusuk masuk senjataku melewati liang sempit itu.
"Sakit Mas..."
Sulitnya masuk liang kawin Ersa, untung saja dindingnya sudah basah sejak tadi jadi akutak terlalu ngoyo.
"Nggeh... dikit lagi Ers..."
"Eeehhh... waaa!!"
"Jlub..." 15 centi batang penisku amblas sudah dikenyot liang kawin Ersa. aku diamkan sebentar lalu aku kocok-kocok seirama desah nafas.
"Eeehh... terus mass... uhh..."
Gadis itu menggeliat-geliat nikmat. Darah merembes di selakangnya. Entah sadar atau tidak tangan Ersa meremas-remas payudaranya sendiri.
Lima belas menit penisku bermain petak umpet di vagina Ersa. Rupaya gadis itu enggan melepaskan penisku. Berulang-ulang kali spermaku muncrat di liang rahimnya. Merulang-ulang kali Ersa menjerit menandakan bahwa ia berada dipucuk-pucuk kepuasan tertinggi. Hingga akhirnya Ersa kelelahan dan memilih tidur terlentang di samping Yeni.
Cerita Ngentot ~ Capek sekali rasanya menggarap dua daun muda ini. aku tak tahu apa mereka menyesal dengan kejadian malam ini. Yang pasti aku tak menyesal perjakaku hilang di vagina-vagina mereka. Habisnya puas banget. Setidaknya aku bisa mengobati kekecewaanku kepada Rara.
Malam makin sepi. Sebelum yang lain pada pulang, aku segera memindahkan tubuh Yeni ke kamarnya lengkap dengan pakaiannya. Begitu juga dengan Ersa. Dan malam ini akusibuk bergaya berpura-pura tak tahu-menahu dengan kejadian barusan. Lagipula tak ada bukti, bekas cipokan di leher Yeni sudah memudar.
He.. he.. he.. mereka akan mengira ini hanya mimpi.
Kenikmatan itu sungguh membuatku ketagihan untuk bercnta, sampai sekarang aku selau melakukan itu dengan yeni bahkan sampai seharian aku bisa ngentt dengan yeni yah dengan dasar suka sama suka selain itu Yenii jug ketagihan,, emang susah jdi orang ganteng kayak aku,,hehehe....
aku punya banyak cewek. Diantaranya banyak cewek itu yang paling aku sukai adalah Rara. Tapi dalam kisah ini bukan Rara tokoh utamanya. sebab hilangnya perjakaku nggak ada sangkut pautnya sama Rara. Malah waktu itu aku aku lagi marahan sama doski. Waktu itu aku nganggap Rara nggak bener-bener sayang sama aku. aku lagi jutek banget sama dia. Habisnya udah lima bulan pacaran, masak Rara hanya ngasih sun pipi doang. Ceritanya pas aku ngapel ke tempat kostnya, aku ngajakin dia ML. Habis aku pengin banget sih. (keseringan mantengin VCD parto kali yee...). Tapi si Rara menolak mentah-mentah. Malahan aku diceramahin, busyet dah!
Makanya malam minggu itu aku nggak ngapel (ceritanya ngambek). aku cuman duduk-duduk sambil gitaran di teras kamar kostku. Semua teman kostku pada ngapel atau entah nglayap kemana. Rumah induk yang kebetulan bersebelahan dengan rumah kost agak sepi. Sebab sejak tadi sore ibu kost dan bapak pergi ke kondangan. Putri tertua mereka, Murni sudah dijemput pacarnya sejam yang lalu. Sedang Maidy, adiknya Murni entah nglayap kemana. Yang ada tinggal Yeni, si bungsu dan Ersa, sepupunya yang kebetulan lagi berkunjung ke rumah oomnya. Terdengar irama lagu India dari dalam rumah induk, pasti mereka lagi asyik menonton Gala Bollywood.
Nggak tahu, entah karena suaraku merdu atau mungkin karena suaraku fals plus berisik, Yeni datang menghampiriku.
"Lagi nggak ngapel nih, Mas Hendra?" sapanya ramah (perlu diketahui kalau Yeni memang orangnya ramah banget)
"Ngapel sama siapa, May?" jawabku sambil terus memainkan Sialannya Cokelat.
"Ah... Mas Hendra ini pura-pura lupa sama pacarnya."
Gadis itu duduk di sampingku (ketika dia duduk sebagian paha mulusnya terlihat sebab Yeni cuman pakai kulot sebatas lutut). aku cuman tersenyum kecut.
"Udah putus aku sama dia." jawabku kemudian.
Nggak tahu deh, tapi aku menangkap ada yang aneh dari gelagat Yeni. Gadis 14 tahun itu nampaknya senang mendengar aku putus. Tapi dia berusaha menutup-nutupinya.
"Yah, kacian deh... habis putus sama pacar ya?" godanya. "Kayaknya bete banget lagunya."
aku menghentikan petikan gitarku.
"Yah, gimana ya... kayaknya aku lebih suka sama Yeni deh ketimbang sama dia."
Nah lo! Kentara benar perubahan wajahnya. Gadis berkulit langsep agak gelap itu merah mukanya. aku segera berpikir, apa bener ya gosip yang beredar di tempat kost ini kalo si Yeni ada mau sama aku.
"May, kok diam aja? Malu yah..."
Yeni melirik ke arahku dengan manja. Tiba-tiba saja batinku ngrasani, gadis yang duduk di sampingku ini manis juga yah. Masih duduk di kelas dua smp tapi kok perawakannya udah kayak anak sma aja. Tinggi langsing semampai, bodinya bibit-bibit peragawati, payudaranya... waduh kok besar juga ya. Tiba-tiba saja jantungku berdebar memandangi tubuh Yeni yang cuman pakai kaos ketat tanpa lengan itu. Belahan dadanya sedikit tampak diantara kancing-kancing manisnya. Ih, ereksiku naik waktu melirik pahanya yang makin kelihatan. Kulit paha itu ditumbuhi bulu-bulu halus tapi cukup lebat seukuran cewek.
"Mas, daripada nganggur gimana kalo Mas Hendra bantu aku ngerjain peer bahasa inggris?"
"Yah Yeni, malam minggu kok ngerjain peer? Mendingan pacaran sama Mas Hendra, iya nggak?" pancingku.
"Ah, Mas Hendra ini bisa aja godain Yeni.."
Yeni mencubit pahaku sekilas. Siir.. Wuih, kok rasanya begini. Gimana nih, aku kok kayak-kayak nafsu sama ini bocah. Waduh, penisku kok bangun yah?
"Mau nggak Mas, tolongin Yeni?"
"Ada upahnya nggak?"
"Iiih, dimintai tolong kok minta upah sih..."
Cubitan kecil Yeni kembali memburu di pahaku. Siiiir... kok malah tambah merinding begini ya?
"Kalau diupah sun sih Mas Hendra mau loh." pancingku sekali lagi.
"Aah... Mas Hendra nakal deh..."
Sekali lagi Yeni mencubit pahaku. Kali ini aku menahan tangan Yeni biar tetap di pahaku. Busyet, gadis itu nggak nolak loh. Dia cuman diam sambil menahan malu.
"Ya udah, Yeni ambil bukunya trus ngerjain peernya di kamar Mas Hendra aja. Nanti tak bantu ngerjain peer, tak kasih bonus pelajaran pacaran mau?"
Cerita Ngentot ~ Gadis itu cuman senyum saja kemudian masuk rumah induk. Asyik... pasti deh dia mau. Benar saja, nggak sampai dua menit aku sudah bisa menggiringnya ke kamar kostku.
Kami terpaksa duduk di ranjang yang cuman satu-satunya di kamar itu. Pintu sudah akututup, tapi nggak aku kunci. aku sengaja nggak segera membantunya ngerjain peer, akuajak aja dia ngobrol.
"Sudah bilang sama Ersa kalo kamu kemari?"
"Iya sudah, aku bilang ke tempat Mas Hendra."
"Trus si Ersa gimana? Nggak marah?"
"Ya enggak, ngapain marah."
"Sendirian dong dia?"
"Mas Hendra kok nanyain Ersa mulu sih? Sukanya sama Ersa ya?" ujar Yeni merajuk.
"Yee... Yeni marah. Cemburu ya?"
Yeni merengut, tapi sebentar sudah tidak lagi. Dibuka-bukanya buku yang dia bawa dari rumah induk.
"Yeni udah punya pacar belum?"tanyaku memancing.
"Belum tuh."
"Pacaran juga belum pernah?"
"Katanya Mas Hendra mau ngajarin Yeni pacaran." balas Yeni.
"Yeni bener mau?" Gayung bersambut nih, pikirku.
"Pacaran itu dasarnya harus ada suka." lanjutku ketika kulihar Yeni tertunduk malu. "Yeni suka sama mas Hendra?"
Yeni memandangku penuh arti. Matanya seakan ingin bersorak mengiyakan pertanyaanku. tapi aku butuh jawaban yang bisa didengar. aku duduk merapat pada Yeni.
"Yeni suka sama Mas Hendra?" ulangku.
"Iya." gumamnya lirih.
Bener!! Dia suka sama aku. Kalau gitu aku boleh...
"Mas Hendra mau ngesun Yeni, Yeni nurut aja yah..." bisikku ke telinga Yeni
Tanganku mengusap rambutnya dan wajah kami makin dekat. Yeni menutup matanya lalu membasahi bibirnya (aku bener-bener bersorak sorai). Kemudian bibirku menyentuh bibirnya yang seksi itu, lembut banget. Kulumat bibir bawahnya perlahan tapi penuh dengan hasrat, nafasnya mulai berat. Lumatanku semakin cepat sambil sekali-sekali kugigit bibirnya.
Mmm..muah... kuhisap bibir ranum itu.
"Engh.. emmh.." Yeni mulai melenguh.
Nafasnya mulai tak beraturan. Matanya terpejam rapat seakan diantara hitam terbayang lidah-lidah kami yang saling bertarung, dan saling menggigit. Tanganku tanpa harus diperintah sudah menyusup masuk ke balik kaos ketatnya. Kuperas-peras payudara Yeni penuh perasaan. ereksiku semakin menyala ketika gundukan hangat itu terasa kenyal di ujung jari-jariku.
Bibirku merayap menyapu leher jenjang Yeni. aku cumbui leher wangi itu. Kupagut sambil kusedot perlahan sambil kutahan beberapa saat. Gigitan kecilku merajang-rajang birahi Yeni.
"Engh.. Masss... jangan... aku uuuh..."
Ketika kulepaskan maka nampaklah bekasnya memerah menghias di leher Yeni.
"May... kaosnya dilepas ya sayang..."
Gadis itu hanya menggangguk. Matanya masih terpejam rapat tapi bibirnya menyunggingkan senyum. Nafasnya memburu. Sambil menahan birahi, kubuka keempat kancing kaos Yeni satu persatu dengan tangan kananku. Sedang tangan kiriku masih terus meremas payudara Yeni bergantian dari balik kaos. Tak tega rasanya membiarkan Yeni kehilangan kenikmatannya. Jemari Yeni menggelitik di dada dan perutku, membuka paksa hem lusuh yang aku kenakan. aku menggeliat-geliat menahan amukan asmara yang Yeni ciptakan.
Kaos pink Yeni terjatuh di ranjang. Mataku melebar memandangi dua gundukan manis tertutup kain pink tipis. Kupeluk tubuh Yeni dan kembali kuciumi leher jenjang gadis manis itu, aroma wangi dan keringatnya berbaur membuatku semakin bergairah untuk membuat hiasan-hiasan merah di lehernya.Perlahan-lahan kutarik pengait BH-nya, hingga sekali tarik saja BH itupun telah gugur ke ranjang. Dua gundukan daging itupun menghangat di ulu hatiku.
Kubaringkan perlahan-lahan tubuh semampai itu di ranjang. Wow... payudara Yeni (yang kira-kira ukuran 34) membengkak. Ujungnya yang merah kecoklatan menggairahkan banget. Beberapa kali aku menelan ludah memandangi payudara Yeni. Ketika merasakan tak ada yang kuperbuat, Yeni memicingkan mata.
"May... adekmu udah gede banget May..."
"Udah waktunya dipetik ya mass..."
"Ehem, biar aku yang metik ya May..."
aku berada di atas Yeni. Tanganku segera bekerja menciptakan kenikmatan demi kenikmatan di dada Yeni.
Putar... putar.. kuusap memutar pentel bengkak itu.
"Auh...Mass.. aku nggak tahan Mass... kayak kebelet pipis mas.." rintih Yeni.
Tak aku hiraukan rintihan itu. aku segera menyomot payudara Yeni dengan mulutku.
"Mmmm... suuup... mmm..." kukenyot-kenyot lalu aku sedot putingnya.
"Mass... sakiit..." rintih Yeni sambil memegangi vaginanya.
Sekali lagi tak aku hiraukan rintihan itu. Bagiku menggilir payudara Yeni sangat menyenangkan. Justru rintihan-rintihan itu menambah rasa nikmat yang tercipta.
Tapi lama kelamaan aku tak tega juga membuat Yeni menahan kencing. Jadi aku lorot saja celananya. Dan ternyata CD pink yang dikenakan Yeni telah basah.
"Yeni kencing di celana ya Mass?"
"Bukan sayang, ini bukan kencing. Cuman lendir vaginamu yang cantik ini."
Yeni tertawa mengikik ketika telapak tanganku kugosok-gogokkan di permukaan vaginanya yang telah basah. Karena geli selakangnya membuka lebar. Vaginanya ditumbuhi bulu lebat yang terawat. Lubang kawin itu mengkilap oleh lendir-lendir kenikmatan Yeni. Merah merona, vagina yang masih perawan.
Tak tahan aku melihat ayunya lubang kawin itu. Segera aku keluarkan penisku dari sangkarnya. Kemudian aku jejalkan ke pangkal selakangan yang membuka itu.
"Tahan ya sayang...engh.."
"Aduh... sakiiit mass..."
"Egh... rileks aja...."
"Mas... aah!!!" Yeni menjambak rambutku dengan liar.
Slup... batang penisku yang perkasa menembus goa perawan Yeni yang masih sempit. Untung saja vagina itu berair jadi nggak terlalu sulit memasukkannya. Perlahan-lahan, dua centi lima centi masih sempit sekali.
"Aduuuh Masss... sakiiit..." rintih Yeni.
aku hentakkan batang penisku sekuat tenaga.
"Jruub..."
Langsung amblas seketika sampai ujungnya menyentuh dinding rahim Yeni. Batang penisku berdenyut-denyut sedikit sakit bagai digencet dua tembok tebal. Ujungnya tersentuh sesuatu cairan yang hangat. aku tarik kembali penisku. Lalu masukkan lagi, keluar lagi begitu berkali-kali. Rasa sakitnya berangsur-angsur hilang.
aku tuntun penisku bergoyang-goyang.
"Sakit sayang..." kataku.
"Enakkk...eungh..." Yeni menyukainya.
Ia pun ikut mengggoyang-goyangkan pantatnya. Makin lama makin keras sampai-sampai ranjang itu berdecit-decit. Sampai-sampai tubuh Yeni berayun-ayun. Sampai-sampai kedua gunung kembar Yeni melonjak-lonjak. Segera aku tangkap kedua gunung itu dengan tanganku.
"Enggh.. ahhh.." desis Yeni ketika tanganku mulai meremas-remasnya.
"Mass aku mau pipis..."
"Pipis aja May... nggak papa kok."
"Aaach...!!!"
"Hegh...engh..."
"Suuur... crot.. crot.. "
Lendir kawin Yeni keluar, spermaku juga ikut-ikutan muncrat. Kami telah sama-sama mencapai orgasme.
"Ah..." lega. Kutarik kembali penisku nan perkasa. Darah perawan Yeni menempel di ujungnya berbaur dengan maniku dan cairan kawinnya. Kupeluk dan kuciumi gadis yang baru memberiku kepuasan itu. Yenipun terlelap kecapaian.
Kreek... Pintu kamarku dibuka. aku segera menengok ke arah pintu dengan blingsatan. Ersa terpaku di depan pintu memandangi tubuh Yeni yang tergeletak bugil di ranjang kemudian ganti memandangi penisku yang sudah mulai melemas. Tapi aku juga ikut terpaku kala melihat Ersa yang sudah bugil abis. aku tidak tahu tahu kalau sejak Yeni masuk tadi Ersa mengintip di depan kamar.
"Ersa? Ng... anu.." antara takut dan nafsu aku pandangi Ersa.
Gadis ini lebih tua dua tahun diatas Yeni. Pantas saja kalau dia lebih matang dari Yeni. Walau wajahnya tak bisa menandingi keayuan Yeni, tapi tubuhnya tak kalah menarik dibanding Yeni, apalagi dalam keadaan full naked kayak gitu.
"aku nggak akan bilang ke oom dan tante asal..."
"Asal apaan?"
Mata Ersa sayu memandang ke arah Yeni dan penisku bergantian. Lalu dia membelai-belai payudara dan vaginanya sendiri. Tangan kirinya bermain-main di belahan vaginanya yang telah basah. Ersa sengaja memancing birahiku. Melihat adegan itu, gairahku bangkit kembali, penisku ereksi lagi. Tapi aku masih ingin Ersa membarakan gairahku lebih jauh.
Ersa duduk di atas meja belajarku. Posisi kakinya mekangkang sehingga vaginanya membuka merekah merah. Tangannya masih terus meremas-remas susunya sendiri. Mengangkatnya tinggi seakan menawarkan segumpal daging itu kepadaku.
"Mas Hendra.. sini.. ay..."
aku tak peduli dia mengikik bagai perek. aku berdiri di depan gadis itu.
"Ayo.. mas mainin aku lebih hot lagi.." pintanya penuh hasrat.
aku gantiin Ersa meremas-remas payudaranya yang ukuran 36 itu. Puting diujungnya sudah bengkak dan keras, tanda Ersa sudah nafsu banget.
"Eahh.. mmhh..." rintihannya sexy sekali membuatku semakin memperkencang remasanku.
"Eahhh.. mas.. sakit.. enak...."
Ersa memainkan jarinya di penisku. Mempermainkan buah jakarku membuatku melenguh keasyikan. "Ers... tanganmu nakal banget..."
Gadis itu cuman tertawa mengikik tapi terus mempermainkan senjataku itu. Karena gemas aku caplok susu-susu Ersa bergantian. Kukenyot sambil aku tiup-tiup.
"Auh..."
Ersa menekan batang penisku.
"Ers... sakit sayang" keluhku diantara payudara Ersa.
"Habis dingin kan mas..." balasnya.
Setelah puas aku pandangi wajah Ersa.
"Ersa, mau jurus baru Mas Hendra?"
Gadis itu mengangguk penuh semangat.
"Kalau gitu Ersa tiduran di lantai gih!"
Ersa menurut saja ketika aku baringkan di lantai. Ketika aku hendak berbalik, Ersa mencekal lenganku. Gadis yang sudah gugur rasa malunya itu segera merengkuhku untuk melumat bibirnya. Serangan lidahnya menggila di ronga mulutku sehingga aku harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengimbanginya. Tanganku dituntunnya mengusap-usap lubang kelaminnya. Tentu saja aku langsung tanggap. Jari-jariku bermain diantara belantara hitam nan lebat diatas bukit berkawah itu. "Mmmm... enghh..."
Kami saling melenguh merasakan sejuta nikmat yang tercipta.
aku ikut-ikutan merebah di lantai. aku arahkan Ersa untuk mengambil posisi 69, tapi kali ini aku yang berada di bawah. Setelah siap, tanpa harus diperintah Ersa segera membenamkan penisku ke dalam mulutnya (aku jadi berpikiran kalau bocah ini sudah berpengalaman).
Ersa bersemangat sekali melumat penisku yang sejak tadi berdenyut-denyut nikmat. Demikian juga aku, begitu nikmatnya menjilati lendir-lendir di setiap jengkal vagina Ersa, sedang jariku bermain-main di kedua payudaranya. Srup srup, demikian bunyinya ketika kusedot lendir itu dari lubang vagina Ersa. Ukuran vagina Ersa sedikit lebih besar dibanding milik Yeni, bulu-bulunya juga lebih lebat milik Ersa. Dan klitorisnya... mmm... mungil merah kenyal dan mengasyikkan. Jadi jangan ngiri kalo aku bener-bener melumatnya dengan lahap.
"Ngngehhh...uuuhh.." lenguh Ersa sambil terus melumat senjataku.
Sedang lendir kawinnya keluar terus.
"Erss... isep sayang, iseppp..." kataku ketika aku merasa mau keluar.
Ersa menghisap kuat-kuat penisku dan crooott... cairan putih kental sudah penuh di lubang mulut Ersa. Ersa berhenti melumat penisku, kemudian dia terlentang dilantai (tidak lagi menunggangiku). aku heran dan memandangnya.
"Aha..." ternyata dia menikmati rasa spermaku yang juga belepotan di wajahnya, dasar bocah gemblung.
Beberapa saat kemudian dia kembali menyerang penisku. Mendapat serangan seperti itu,aku malah ganti menyerangnya. aku tumbruk dia, kulumat bibirnya dengan buas. Tapi tak lama Ersa berbisik, "Mas.. aku udah nggak tahan..."
Sambil berbisik Ersa memegangi penisku dengan maksud menusukannya ke dalam vaginanya.
aku minta Ersa menungging, dan aku siap menusukkan penisku yang perkasa. penisku itu makin tegang ketika menyentuh bibir vagina. Kutusuk masuk senjataku melewati liang sempit itu.
"Sakit Mas..."
Sulitnya masuk liang kawin Ersa, untung saja dindingnya sudah basah sejak tadi jadi akutak terlalu ngoyo.
"Nggeh... dikit lagi Ers..."
"Eeehhh... waaa!!"
"Jlub..." 15 centi batang penisku amblas sudah dikenyot liang kawin Ersa. aku diamkan sebentar lalu aku kocok-kocok seirama desah nafas.
"Eeehh... terus mass... uhh..."
Gadis itu menggeliat-geliat nikmat. Darah merembes di selakangnya. Entah sadar atau tidak tangan Ersa meremas-remas payudaranya sendiri.
Lima belas menit penisku bermain petak umpet di vagina Ersa. Rupaya gadis itu enggan melepaskan penisku. Berulang-ulang kali spermaku muncrat di liang rahimnya. Merulang-ulang kali Ersa menjerit menandakan bahwa ia berada dipucuk-pucuk kepuasan tertinggi. Hingga akhirnya Ersa kelelahan dan memilih tidur terlentang di samping Yeni.
Cerita Ngentot ~ Capek sekali rasanya menggarap dua daun muda ini. aku tak tahu apa mereka menyesal dengan kejadian malam ini. Yang pasti aku tak menyesal perjakaku hilang di vagina-vagina mereka. Habisnya puas banget. Setidaknya aku bisa mengobati kekecewaanku kepada Rara.
Malam makin sepi. Sebelum yang lain pada pulang, aku segera memindahkan tubuh Yeni ke kamarnya lengkap dengan pakaiannya. Begitu juga dengan Ersa. Dan malam ini akusibuk bergaya berpura-pura tak tahu-menahu dengan kejadian barusan. Lagipula tak ada bukti, bekas cipokan di leher Yeni sudah memudar.
He.. he.. he.. mereka akan mengira ini hanya mimpi.
Kenikmatan itu sungguh membuatku ketagihan untuk bercnta, sampai sekarang aku selau melakukan itu dengan yeni bahkan sampai seharian aku bisa ngentt dengan yeni yah dengan dasar suka sama suka selain itu Yenii jug ketagihan,, emang susah jdi orang ganteng kayak aku,,hehehe....
Langganan:
Postingan (Atom)